Kamis, 27 Februari 2014

Sabar, Senjata Paling Ampuh Untuk Seorang Pemenang

Mungkin kita di dalam pergaulan sehari-hari terkadang pernah terbesit rasa kesal, geregetan, gemes, tidak sabar terhadap teman kita karena dia  bertindak tidak sesuai dengan harapan kita. Permasalahannya adalah bagaimanakah sikap kita di saat berada dalam kondisi tersebut ? Ada banyak orang yang menumpahkan perasaan tersebut dengan tindakan yang sangat merugikan bagi dirinya bahkan bagi orang lain. Mulai dari mengeluh kepadanya, kemudian mengolok-oloknya bahkan ada yang hingga bermain fisik karena sebuah perasaan yang menurutnya itu kurang "sreg" dengannya.
Ketahuilah bahwa perasaan tersebut adalah sebuah ujian bagi diri kita. Ujian yang hanya bisa dilalui oleh mereka yang memiliki sifat sabar. Atau mungkin kali ini istilah sabar menurut saya sudah lebih modern dikenal diantara kita. Biasanya kita sebut juga istilah sabar dengan positive thinking. Ya melihat segala sesuatu yang ada di sekitar kita sebagai hal yang memiliki dampak yang baik bagi dirinya maupun orang banyak.  Mereka yang bisa bertahan dengan perasaan tersebut adalah orang-orang yang sukses dalam ujian kehidupannya.
Mungkin menurut kita ketika bersabar menandakan bahwa kita kalah dengan mereka, namun sesungguhnya ketahuilah di dalam sabar itu sendiri sebenarnya terdapat kemenangan abadi yang tidak didapatkan oleh pelaku sabar itu sendiri. Jika kita lihat teladan terbaik kita Nabi Muhammad ketika mencoba untuk menyebarkan islam ke kota thaif dengan cara yang santun dan baik, namun ternyata tanggapan penduduk kota tersebut sangatlah kasar hingga rasul di lempari batu hingga berdarah kepalanya namun apa yang beliau lakukan kepada mereka setelah itu. Nabi Muhammad bersabar, meskipun peluang untuk membalas perbuatan keji itu sangat terbuka lebar dan pasti terbalaskan karena malaikat jibril memberikan bantuan kepada Nabi Muhammad untuk meratakan kota tersebut dengan gunung yang ada disekelilingnya, namun beliau tidak mau membalas bahkan malah mendoakannya agar penduduk kota thaif diberikan hidayah oleh Allah.
Begini doa beliau disaat setelah dilempari batu dan  kepalanya berdarah :
“Ya Allah, hanya Engkau tempatku mengadukan kelemahanku. Ya Allah, Engkau Maha Penyayang, Engkaulah yang melindungi orang yang lemah dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapa Engkau serahkan aku. Apakah kepada orang jauh yang membenciku atau kepada musuh yang akan menaklukkanku. Biarlah ya Allah, asal Engkau tidak memarahiku, aku tidak peduli.”
“Kemurahan dan rahmat-Mu lebih melapangkanku. Aku berlindung kepada cahaya wajah-Mu yang menyinari kegelapan, yang memperbaiki dunia dan akhirat. Kiranya Engkau tidak memarahiku, aku hanya mengikuti keridhaan-Mu sampai Engkau meridhai. Tidak ada daya dan upaya bagiku selain dari kemurahan-Mu.”
Apa yang beliau pikirkan disaat itu ? yang beliau pikirkan adalah, beliau yakin suatu saat nanti kota thaif adalah kota yang melahirkan para muslimin yang tangguh, beliau positive thinking terhadap penduduk kota tersebut. Kemudian beberapa tahun kemudian doa beliau itu dikabulkan oleh dan benar banyak sekali para pejuang islam yang lahir dari kota thaif.
Ya akhirnya tujuan beliau untuk merubah kota thaif menjadi kota islam pun berhasil dengan kesabaran beliau yang begitu panjang. Dengan berdoa kepada Allah agar dimudahkan tugas beliau diturunkannya ke bumi. Maka sudah bukan saatnya lagi kita bertindak negatif kepada orang lain di saat ada tindakan yang kita rasa itu tidak "sreg" dengan diri kita. Kesabaran dan usaha yang maksimal dalam mencapai tujuan adalah modal yang harus kita miliki dalam mendapatkan kemenangan yang sebenenarnya.
Meratkan kota thaif dengan gunung disekelilingnya bukanlah kemenangan yang sebenarnya bagi beliau, meskipun rasa kalah beliau dapatkan disaat itu. Namun ketahuilah setalah itu kemenangan beliau bisa dibuktikan. Jadi Sabar adalah senjata paling ampuh bagi seorang pemenang sejati.
Jika mungkin ia kalah di dunia tapi yakinlah pasti ia menang di akhirat karena kesabarannya.
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan”. (QS. 16:127-128)