Mungkin
kita di dalam pergaulan sehari-hari terkadang pernah terbesit rasa kesal,
geregetan, gemes, tidak sabar terhadap teman kita karena dia
bertindak tidak sesuai dengan harapan kita. Permasalahannya adalah
bagaimanakah sikap kita di saat berada dalam kondisi tersebut ? Ada banyak
orang yang menumpahkan perasaan tersebut dengan tindakan yang sangat merugikan
bagi dirinya bahkan bagi orang lain. Mulai dari mengeluh kepadanya, kemudian
mengolok-oloknya bahkan ada yang hingga bermain fisik karena sebuah perasaan
yang menurutnya itu kurang "sreg" dengannya.
Ketahuilah
bahwa perasaan tersebut adalah sebuah ujian bagi diri kita. Ujian yang hanya
bisa dilalui oleh mereka yang memiliki sifat sabar. Atau mungkin kali ini
istilah sabar menurut saya sudah lebih modern dikenal diantara kita. Biasanya
kita sebut juga istilah sabar dengan positive thinking. Ya melihat
segala sesuatu yang ada di sekitar kita sebagai hal yang memiliki dampak yang
baik bagi dirinya maupun orang banyak. Mereka yang bisa bertahan dengan
perasaan tersebut adalah orang-orang yang sukses dalam ujian kehidupannya.
Mungkin
menurut kita ketika bersabar menandakan bahwa kita kalah dengan mereka, namun
sesungguhnya ketahuilah di dalam sabar itu sendiri sebenarnya terdapat
kemenangan abadi yang tidak didapatkan oleh pelaku sabar itu sendiri. Jika kita
lihat teladan terbaik kita Nabi Muhammad ketika mencoba untuk menyebarkan islam
ke kota thaif dengan cara yang santun dan baik, namun ternyata tanggapan
penduduk kota tersebut sangatlah kasar hingga rasul di lempari batu hingga
berdarah kepalanya namun apa yang beliau lakukan kepada mereka setelah itu.
Nabi Muhammad bersabar, meskipun peluang untuk membalas perbuatan keji itu
sangat terbuka lebar dan pasti terbalaskan karena malaikat jibril memberikan
bantuan kepada Nabi Muhammad untuk meratakan kota tersebut dengan gunung yang
ada disekelilingnya, namun beliau tidak mau membalas bahkan malah mendoakannya
agar penduduk kota thaif diberikan hidayah oleh Allah.
Begini doa
beliau disaat setelah dilempari batu dan kepalanya berdarah :
“Ya Allah,
hanya Engkau tempatku mengadukan kelemahanku. Ya Allah, Engkau Maha Penyayang,
Engkaulah yang melindungi orang yang lemah dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapa
Engkau serahkan aku. Apakah kepada orang jauh yang membenciku atau kepada musuh
yang akan menaklukkanku. Biarlah ya Allah, asal Engkau tidak memarahiku, aku
tidak peduli.”
“Kemurahan
dan rahmat-Mu lebih melapangkanku. Aku berlindung kepada cahaya wajah-Mu yang
menyinari kegelapan, yang memperbaiki dunia dan akhirat. Kiranya Engkau tidak
memarahiku, aku hanya mengikuti keridhaan-Mu sampai Engkau meridhai. Tidak ada
daya dan upaya bagiku selain dari kemurahan-Mu.”
Apa yang
beliau pikirkan disaat itu ? yang beliau pikirkan adalah, beliau yakin suatu
saat nanti kota thaif adalah kota yang melahirkan para muslimin yang tangguh,
beliau positive thinking terhadap penduduk kota tersebut.
Kemudian beberapa tahun kemudian doa beliau itu dikabulkan oleh dan benar
banyak sekali para pejuang islam yang lahir dari kota thaif.
Ya
akhirnya tujuan beliau untuk merubah kota thaif menjadi kota islam pun berhasil
dengan kesabaran beliau yang begitu panjang. Dengan berdoa kepada Allah agar
dimudahkan tugas beliau diturunkannya ke bumi. Maka sudah bukan saatnya lagi
kita bertindak negatif kepada orang lain di saat ada tindakan yang kita rasa
itu tidak "sreg" dengan diri kita. Kesabaran dan usaha yang maksimal
dalam mencapai tujuan adalah modal yang harus kita miliki dalam mendapatkan
kemenangan yang sebenenarnya.
Meratkan
kota thaif dengan gunung disekelilingnya bukanlah kemenangan yang sebenarnya
bagi beliau, meskipun rasa kalah beliau dapatkan disaat itu. Namun ketahuilah
setalah itu kemenangan beliau bisa dibuktikan. Jadi Sabar adalah senjata paling
ampuh bagi seorang pemenang sejati.
Jika
mungkin ia kalah di dunia tapi yakinlah pasti ia menang di akhirat karena
kesabarannya.
“Bersabarlah
(hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah
dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu
bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan”. (QS. 16:127-128)