Selasa, 29 November 2011

Muslimah,, yuk berdakwah!!

Seorang muslimah memiliki tanggung jawab dakwah selagi nafasnya masih berhembus. Dakwah bukan pekerjaan kaum ikhwan saja. Dakwah bukan semata menjelaskan materi keagamaan secara lisan, tapi juga keteladanan, nasehat dan motivasi. Dakwah menjadi naluri yang menyatu dalam kepribadian muslim. Oleh karenanya, ia akan lahir secara refleks saat melihat sesuatu yang menghajatkan dakwah.

Para Sahabat menggeluti dakwah dengan tingkat penghayatan maksimal. Berkat kegigihan mereka dalam berdakwah, Islam dapat kita nikmati hari ini. Penghayatan mereka bersatu dengan antusiasme yang demikian kuat untuk tholabul ilm, misalnya menghafal Al-Qur’an, mengumpulkan hadits, membahas aspek-aspek fiqh dan seterusnya.

Dakwah tak bisa dilepaskan dari ilmu, karena ilmu menjadi mata air bagi seorang da’i. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syariat, sementara ilmu dunia bersifat melengkapi. Tanpa ilmu syariat, seorang dai tak mungkin berdakwah. Jika mata air kering, bagaimana mungkin bisa memberi minum orang lain?

Selasa, 22 November 2011

KIRAM 3rd

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan atas segala sesuatu yang kita anggap sulit.
Kamis malam, 17 Nopember 2011 kemarin GIS sudah melaksanakan melaksnakan KIRAM untuk kali ketiga yang menghadirkan Mas Dyat dari Elektro 2004 dan Mas Fajar dari teknik Komputer 2007 selaku pembicara.


Dengan suasana yang lumayan banyak peserta Kiram yang berjalan dengan sistem talk show banyak sekali menghadirkan interaksi antara kedua pembicara dan beberapa peserta.
Dengan bertemakan "Pengaruh Media Informasi Terhadap Islam" pembicara mampu membawa peserta untuk memikirkan peran dari media informasi daan pengaruh-pengaruhnya, baik itu jejaring sosial dan telekomunikasi. Dari sana dapat disimpulkan bahwa dalam media informasi terdapat baik dan buruknya. Kita bisa saja terpengaruh baikny dan bisa juga terpengaruh buruknya efek dari media itu asalkan kita mampu untuk memilih dan memilah yang mana yang baik dan yang mana yang tidak. Semoga Allah mampu menjadikan diri kita dalam menggunkan media dengan sebaik mungkin sehingga mampu untuk membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Aminn

Jumat, 28 Oktober 2011

KIRAM second Round

Alhamdulillah...
Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kemudahan dan jalan bagi

GIS untuk melaksanakan amanah untuk mengadakan kegiatan Kajian yang disebut

sebagai KIRAM yang telah berjalan selama 2 kali..






Kiram kedua diadakan pada hari kamis tanggal 27 Oktober 2011 jam 19.00 -

21.00, di GM 101 yang menghadirkan Ust. Syaifuddin Nawawi sebagai

pembicaranya. Kiram yang kedua ini bertemakan tentang "Sudah benarkah shalat

kita?" sangat menarik memang jika dibahas, apa lagi pembicaranya yang sangat

professional di bidangnya dengan ilmu dan dasar-dasar islam yang banyak ia

ketahui. Dengan cara penyampaian diselingi dengan "guyonan" yang membawa

mampu membawa sehingga mampu menghadirkan gelak tawa dari peserta dan

mampu menedot perhatian peserta yang berkisar sekitar 45-an orang.
Karena waktu sudah menunjukkan waktu malam, maka banyak peserta yang

kurang kebagian bertanya padahal sebenarnya banyak peserta yang ingin

mengajukan pertanyaa kepada pembicara. Namun dengan sekitar 5 pertanyaan

dari peserta dirasa sudah cukup untuk mewakili pertanyaan yang lainnya....
Semoga Apa yang telah kita lakukan ini tidak sia-sia dan dicatat oleh Allah

sebagai Amal Ibadah dan tentunya diridlhoi oleh Allah.Aminn

Kamis, 20 Oktober 2011

Suara Gis dan Sobat GIS di Hearing HIMAGE

Bismillah....
Kamis malam, 20 Oktober 2011 dalam suatu forum yang diselenggarakan oleh Departemen dalam negeri HIMAGE ITS mengungkap beberapa hal-hal yang dirasa kurang dalam pelaksanaan program kerja......
Disana terdapat banyak masukan dari teman-teman HIMAGE. Beberapa hal yang diasampaikan oleh GIS Adalah (masrul G12 selaku penyampai):
1. Masalah Kiram
2. Ahlan wasahlan
3. Mading
4. Mentoring
Subhanaalah, Dengan ke empat hal tersebut Alhamdulillah teman-teman himpunan banyak memberi saran dan tanggapan demi kemajuan dan terciptanya kemajuan da'waah di teknik geomatika ini. Dengan demikian kami dari GIS mengucapkan jazakumullah Khoiron katsiron....Semoga segala hal yang kita butuhkan dicukupi dan dimudahkan oleh Allah...amin

Kamis, 15 September 2011

Mentoring 2011

Alhamdulillah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan kegitan mentoring ini telah dilalui banyak teman-teman Gis lakukan. Diantaranya mengikuti Grand Launching mentor dan juga Grand Opening Mentoring yang diadakan pada hari sabtu dan ahad pada tanggal 10-11 September 2011.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Screening mentoring yang dilakukan di masjid manarul ilmi kamis sore tanggal 15 September 2011.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa baru teknik geomatika jurusan 2011. Mentoring merupakan kegiatan pembinaan yang diadakan oleh Jamaah Masjid Manarul Ilmi yang diwajibkan untuk mahasiswa baru. Mentoring ini juga mempengaruhi nilai agama yang diambil pada semester itu. Di GIS sendiri juga mengadakan mentoring lanjutan setelah mentoring wajib. Pesertanya pun bisa dari mahasiswa baru maupun mahasiswa lama.

Keutamaan Puasa di bulan Ramadhan

Bulan suci ramadhan adalah bulan yang penuh dengan barakah, bulan dimana segala kebaikan banyak terdapat di sana, berikut ini kami akan memaparkan beberapa keutamaan bagi seorang muslim yang berpuasa pada bulan tersebut.
Puasa ramadhan adalah puasa dengan hukum wajib yang harus dilakukan oleh setiap orang islam beriman di seluruh penjuru dunia.Puasa ini merupakan ibadah wajib yang ada dalam rukun islam dengan menahan lapar dan haus serta hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Orang yang melanggar aturan puasa akan batal puasanya dan wajib mengganti puasanya dengan hari lain di luar bulan suci ramadhan.
Firman Allah Mengenai Puasa Ramadhan :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa"
(Q.S. Al-Baqarah: 183)
"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
(Q.S. Al-Baqarah: 184).
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.”
(Q.S. Al-Baqarah: 185)
Fungsi / tujuan puasa selama satu bulan penuh di bulan suci ramadhan adalah sangat baik, yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Di samping itu juga terdapat banyak sekali guna dan manfaat dari melaksanakan puasa ramadhan yang baik untuk jasmani maupun rohani.
Berikut ini adalah beberapa Keutamaan Puasa Ramadhan :

1.Puasa Merupakan Perisai Bagi Seorang Muslim

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Maka pada hadits ini Rasulullah memerintahkan bagi orang yang telah kuat syahwatnya akan tetapi belum mampu untuk menikah maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat menjadi pemutus syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga badan bisa terkontrol menenangkan seluruh anggota badan serta seluruh kekuatan (yang jelek) bisa di tahan hingga dapat melakukan ketaatan dan di belenggu dengan kendali puasa.


2.Puasa Bisa Memasukkan Seorang Hamba ke Dalam Surga

Puasa dapat menjauhkan seorang hamba dari neraka, yang berarti mendekatkannya menuju surga.
Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah:

“Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke dalam surga.”

Rasulullah bersabda:

“Hendaklah engkau melaksanakan puasa karena tidak ada yang semisal dengannya.” (HR. Nasaai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)


Pahala Orang yang Berpuasa Tidak Terbatas, Bau Mulutnya Lebih Wangi Daripada Wangi Kesturi dan Ia Memiliki Dua Kebahagiaan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Semua amalan bani adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dan puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan berteriak-teriak. Jika ada orang yang mencacinya atau mengajaknya berkelahi maka hendaklah ia mengatakan, ’sesungguhnya aku sedang berpuasa’. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau misk. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, ia bergembira ketika berbuka, dan ia bergembira ketika bertemu dengan rabbnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


3.Puasa dan Al-Qur’an Akan Memberi Syafaat Kepada Ahlinya Pada Hari Kiamat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat pada hari kiamat. Puasa mengatakan ‘Wahai Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari maka berilah ia syafaat karenaku.’ Al-Qur’an pun berkata, ‘Aku menghalanginya dari tidur pada malam hari maka berilah ia syafaat karenanya.” Rasulullah mengatakan, “Maka keduanya akan memberikan syafaat.” (HR. Ahmad, Hakim)


4.Puasa Sebagai Kaffarat (Penebus Dosa yang Pernah Dilakukan)

Di antara keutamaan puasa yang tidak ada dalam amalan lain adalah Allah menjadikannya sebagai kaffarat bagi orang yang memotong rambut kepalanya (ketika haji) karena ada uzur sakit atau penyakit di kepalanya, puasa juga dapat menjadi kaffarat bagi orang yang tidak mampu memberi kurban, kaffarat bagi pembunuh orang kafir yang punya perjanjian karena tidak sengaja, juga sebagai kaffarat bagi orang yang membatalkan sumpah atau yang membunuh binatang buruan di tanah haram dan sebagai kaffarat zhihar (mentalak istri).

Allah SWT berfirman:

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 196)

“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah, dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa: 92)

Demikian juga puasa dan shadaqah bisa menghapuskan musibah seseorang dari harta, keluarga dan anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Fitnah (musibah) seorang pria dalam keluarga (istrinya), harta dan tetangganya dapat dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah.”


5.Orang yang Berpuasa Akan Mendapatkan Ar-Rayyan

“Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang di sebut dengan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan memasuki pintu tersebut pada hari kiamat, tidak ada selain mereka yang akan memasukinya. Jika orang terakhir yang berpuasa telah masuk ke dalam pintu tersebut maka pintu tersebut akan tertutup. Barang siapa yang masuk, maka ia akan minum dan barang siapa yang minum maka ia tidak akan haus untuk selamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim), tambahan lafaz yang ada dalam kurung merupakan riwayat Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya no. (1903)


Puasa hanya wajib bagi orang islam yang beriman kepada Allah SWT. Jika anda termasuk yang tidak beriman, maka anda tidak diwajibkan puasa kok. Selamat menunaikan ibadah Puasa bagi yang menjalankannya. Marilah kita berdo'a semoga ini bukan puasa ramadhan kita yang terakhir dan semoga amal ibadah kita selama bulan suci ini diterima oleh-Nya.Amin.. :)

Sabtu, 10 September 2011

Siap Mentoring


Bismillah....
Siapkan diri kalian untuk mengikuti mentoring para adik-adik mahasiswa baru jurusan teknik geomatika its. Semua yang Gis lakukan disini adalah demi tegaknya bendera Islam di kampus, terutama di jurusan kita tercinta ini. Janganlah kita takut kepada sesuatu selain Allah yang maha kuasa, yang telah menciptakan alam seisinya, yang telah mememberikan nikmat kepada hambanya yang tak akan pernah terlewatkan satupun dari-Nya.


Teruntuk Sobat GIS yang dirahmati Allah, Gis telah menyiapkan beberapa pembinaan yang akan dilaksanakan nanti sekitar awal bulan Oktober. Kami mengharap akan datangnya sobat GIS baik dari jurusan teknik geomatika maupun selain geomatika, karena kami yakin dengan ini malaikat akan mencatat amal baik yang kita lakukan.

Sesuai dengan semboyan yang ada pada gambar diatas yang merupakan karya dari kader GIS yang ,mengatakan bahwa "Jangan Berputus asa wahai sahabatku, perjalanan masih panjang" itu memang benar. Andai kata kita berputus asa, maka langkah [erjuangan kita akan terhaenti hanya sampai di situ saja, tak akan bisa berkembang diri kita yang artinya stagnasi bagi diri kita.
Semoga Allah selalu Menjaga kita untuk tetap mengingatnya dikala siang, malam, pagi. Bahkan setiap detiknya. Aminn

Selasa, 06 September 2011

Alhamdulillah Ada Kesempatan


Alhamdulillah tidak terasa sudah masuk lagi kuliah. Bagaimana Kabar para sobat GIS sekarang? Semoga masih dalam lindungan Allah SWT. Mungkin banyak dari kita yang mengeluh akan masuknya kuliah lagi bahkann ada yang bilang "masa liburnya kurang" padahal libur udah sekitar dua bulan lebih. Inilah yang menjadi kita lupa bahwa kita harus bersyukur karena Allah telah memberi kita kesempatan untuk melaksanakan kuliah ini yang tidak banyak anak muda yang dapat merasakan panas dinginnya bangku kuliah. Oleh karena itu mari kita ucapkan syukur dihati yang paling dalam karena dengan ini semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur.


Masih dalam suasana yang fitri,GIS mengucapkan minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan bathin. Semoga di bulan yang masih penuh dengan berkah ini kita dijadikan oleh Allah menjadi hamba-hambanya yang selalu bertakwa. Amin. Tak lupa kami mengingatkan kepada sobat GIS untuk melaksanakan puasa syawal yang insya Allah pahala yang kita dapatkan sangat besar.

Kamis, 25 Agustus 2011

Ingat Zakat Teman


Allah memberikan emudahan pada kita semua ini. Tentunta dengan Rahman dan Rahimnya.....
Kita yang hidup di dunia ini tinggal memilih mana yang kita suka, yang enak-enak atau yang tidak enak. Kalau disuruh memilih pasti kita akn memilih yang enak, namun kalau keadaan tidak mendukung untuk hidup enak lantas apa yang akan kita lakukan, apakah hanya merenungi nasib yang tak kunjung membaik, ataukah akan melakukan hal yang bermanfaat.....


SOBAT GIS yang dirahmati ALLAH, GIS disini mengingatkan kepada teman-teman atas keewajiban yang mesti dilakukan oleh umat muslim di kala bulan ramadhan yaitu mengeluarkan sebagian harta yang merupakan bukan milik kita, tapi milik atau hak orang lain yang lebih membutuhkan. Betapa Indahnya Islam ini yang boleh dikatakan telah mengatur kesejahteraan umat. Mumpung masih dalam ramadhan kami mengingatkan teman-teman dan diri sendiri untuk mengeluarkan zakat agar diri kita kembali pada yang fitri layaknya kertas putih yang tak ada coretan-coretannta, bahkan tidak kusut karena ter"tekuk".
Semoga kita semua masih dalam lindungan Allah SWT. Amiin

fikygeo09@gmail.com

Senin, 01 Agustus 2011

Ramadhan Datang

Sesuai dengan apa yang telah dikatakan dengan rasul barang siapa yang dengan senang hati karena taqwa pada Allah menyambut datanya ramadhan maka tubuhnya akan haram dijilat oleh api.....dengan begitu mari kita berEuporia akan datangnya bulan suci yang penuh berkah ini....


Siapkan diri, patuhi rambu-rambu bulan ramadhan sehingga kita mampu untuk menjalankan dengan baik. perbanyak amal ibadah, agar kita tak hanya mendapatkan lapar dan haus saja di bulan ramadhan ini.....

Rabu, 20 Juli 2011

Alhamdulillah Harapan Untuk Kemajuan Itu Ada

Bila melirik pada kegiatan GIS yang sebelum-sebelumnya diharapkan GIS mampu untuk melakukan integrasi dalam internalnya, sehingga mampu untuk menjadikan da’wah hal yang paling disukai dan dapat dijadikan hobi bagi semua kalangan dilingkungan geomatik pada umumnya. Seperti kegiatan yang pernah diadakan oleh GIS yaitu kegiatan seminar islam yang membahas tentang dimana arah Ka’bah sebenarnya yang kita gunakan sebagai kiblat saat kita shalat. Seminar ini mampu menarik massa yang lumayan sangat banyak hingga universitas lain seperti UNAIR, ITATS, dan STIEISIA ikut dalam seminar ini. Mereka tertarik akan tema yang disuguhan oleh GIS 2010-2011.

Dengan pembicara Ing Khafid yang sudah ahli dalam bidang penentuan posisi, beliau mampu menyampaikan materi secara terarah dan jelas dengan memberikan dalil-dalil serta memberikan gambar langsung yang diunduhnya dari google earth.

Kegiatan ini juga terlaksana karena adanya orang-orang dibelakang panggung yang telah menyiapkan konsep sebaik mungkin.

GIS juga bangga mampu bekerja sama dengan teman-teman AS Sabiqun (LDJ PWK) untuk mengadakan pelatihan SPATIAL. Walaupun kehadiran peserta sedikit namun kelihaian pembicara yang telah diundang untuk mengisi materi ternyata mampu untuk membawa perubahan pada peserta yang mengikuti.

Dengan modal yang baik, awal yang baik, pengalaman yang baik, dan segala yang baik semoga kedepan GIS mampu untuk melebarkan sayap da’wahnya.aminn
Fikygeo09@yahoo.com

Jumat, 08 Juli 2011

Skuad GIS 2011-2012

Ketua : Ahmad Muhajir 3509 100 701
Sekretaris : Masrul 3510 100 701

Biro Syiar Islam :
Ketua Biro : Rizki Sandy 3509 100 059
Anggota : - Rizki Aziz Zayd 3510 100 013
               - Mashita Enggar K 3510 100 036
               - Vera Maya Andini 3510 100 028


Biro Kaderisasi :
Ketua Biro : Ahmad Fiky Fathoni 3509 100 054
Anggota : - Andy Laksmana D 3510 100 059
               - Andhi Nursutata Ady 3510 100 042

NB: Insya Allah Masih ada beberapa perubahan

Rabu, 06 Juli 2011

Ilmu Dulu, Baru Amal

At Tauhid edisi VII/01

Oleh: Ammi Nur Baits

Ada seseorang yang bercerita, dalam sebuah perjalanan manasik haji, para jamaah haji secara bertubi-tubi mengajukan banyak pertanyaan kepada pembimbing haji. Hampir semua permasalahan yang mereka jumpai dalam pelaksanaan ibadah haji, selalu dikonsultasikan kepada pembimbing. Kita yakin, suasana semacam ini hampir dialami oleh semua jamaah haji. Mengapa bisa terjadi demikian? Jawabannya hanya ada dua kemungkinan; pertama, mereka khawatir jangan-jangan ibadah haji yang mereka lakukan batal dan tidak diterima oleh Allah. Atau kedua, mereka takut dan khawatir jangan sampai melakukan tindakan pelanggaran yang menyebabkan mereka harus membayar denda.

Demikianlah gambaran semangat orang terhadap ilmu ketika melaksanakan ibadah haji. Suasana itu terbentuk disebabkan kekhawatiran mereka agar hajinya tidak batal. Mereka sadar, ibadah ini telah memakan banyak biaya dan tenaga, sehingga sangat disayangkan ketika ibadah yang sangat mahal nilainya ini, tidak menghasilkan sesuatu apapun bagi dirinya.
Pernahkah sikap dan perasaan semacam ini hadir dalam diri kita dalam setiap melaksanakan ibadah, atau bahkan dalam setiap amal perbuatan kita? Ataukah sebaliknya, justru kita begitu menganggap enteng setiap amal, sehingga tidak mempedulikan pondasi ilmunya. Inilah yang penting untuk kita renungkan. Semangat untuk mendasari setiap amal dengan ilmu merupakan cerminan perhatian seseorang terhadap kesempurnaan beramal. Untuk menunjukkan sikap ini, seorang ulama, yang bernama Sufyan at-Tsauri mengatakan, “Jika kamu mampu tidak akan menggaruk kepala kecuali jika ada dalilnya maka lakukanlah.” (Al Jami’ li Akhlaq ar Rawi wa Adab as-Sami’, Khatib al-Baghdadi, Mauqi Jami’ al-Hadis: 1/197)

Ulama ini menasehatkan agar setiap amal yang kita lakukan sebisa mungkin didasari dengan dalil. Sampai-pun dalam masalah kebiasaan kita, atau bahkan sampai dalam masalah yang mungkin dianggap sepele. Apalagi dalam masalah ibadah. Karena inilah syarat mutlak seseorang dikatakan mengamalkan dalil.

Namun sayangnya, masih banyak di antara kaum muslimin yang kurang mempedulikan landasan ilmu ketika beramal yang sifatnya rutinitas. Jarang kita temukan orang yang melaksanakan ibadah rutin, semacam shalat misalnya, kemudian dia berusaha mencari tahu, apa landasan setiap gerakan dan bacaan shalat yang dia kerjakan. Bisa jadi ini didasari anggapan, amal rutinitas ini terlalu ringan dan mudah untuk dilakukan.

Ilmu Syarat Sah Amal

Mengapa harus berilmu sebelum beramal? Pada bagian inilah yang akan melengkapi keterangan di atas, yang mengajak untuk senantiasa mendasari amal dengan ilmu. Inti dari penjelasan ini adalah kesimpulan bahwa ilmu adalah syarat sah amal.

Dalam kitab shahihnya, Imam Bukhari mengatakan, “Bab: Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan” (Shahih al-Bukhari, kitab: al-Ilmu, bab al ilmu qabla al-qoul wa al amal)

Ucapan Imam Bukhari ini telah mendapatkan perhatian khusus dari para ulama. Karena itu, perkataan beliau ini banyak dikutip oleh para ulama setelahnya dalam buku-buku mereka. Imam Bukhari berdalil dengan firman Allah (yang artinya), “Ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mintalah ampunan untuk dosamu” (QS. Muhammad: 19)

Di ayat ini, Allah memulai perintahnya dengan: “ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah”, yang ini merupakan perintah untuk mencari ilmu. Kemudian Allah sebutkan amal yang sangat penting yaitu istighfar, sebagaimana Allah sebutkan di lanjutan ayat, yang artinya: “….mintalah ampunan untuk dosamu.”.

Ketika menjelaskan hadis ini, al-Hafidz al-Aini dalam kitab syarh shahih Bukhari mengutip perkataan Ibnul Munayir berikut, “Yang beliau maksudkan bahwasanya ilmu adalah syarat sah ucapan dan perbuatan. Ucapan dan perbuatan tidak akan dinilai kecuali dengan ilmu. Oleh sebab itu, ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Karena ilmu yang akan men-sahkan niat, dan niat adalah yang men-sahkan amal.” (Umdatu al-Qori, Syarh Shahih Bukhari, al-Hafidz al-Aini, jilid 2, hal. 476).

Dari keterangan Ibnul Munayir dapat disimpulkan, posisi ilmu dalam amal adalah sebagai pengendali niat. Karena seseorang baru bisa berniat untuk beramal dengan niat yang benar, jika dia memahami (baca: mengilmui) tujuan dia beramal. Hal ini sebagaimana penjelasan yang disampaikan oleh Ibnu Batthal, dengan mengutip keterangan al-Muhallab, yang mengatakan, “Amal itu tidak mungkin diterima kecuali yang didahului dengan tujuan untuk Allah. Inti dari tujuan ini adalah memahami (mengilmui) tentang pahala yang Allah janjikan, serta memahami tata cara ikhlas kepada Allah dalam beramal. Dalam keadaan semacam ini, bolehlah amal tersebut diharapkan bisa memberikan manfaat, karena telah didahului dengan ilmu. Sebaliknya, ketika amal itu tidak diiringi dengan niat, tidak mengharapkan pahala, dan kosong dari ikhlas karena Allah maka hakekatnya bukanlah amal, namun ini seperti perbuatan orang gila, yang tidak dicatat amalnya.” (Syarh Shahih Bukhari karya Ibnu Batthal, Syamilah, 1/145)

Lebih dari itu, setiap orang yang hendak beramal, dia dituntut untuk memahami amal yang akan dia kerjakan. Agar tidak terjerumus dalam kesalahan dan menyebabkan amalnya tidak diterima. Mungkin dari tulisan Imam Bukhari di atas, ada sebagian orang yang bertanya: Untuk apa kita harus belajar, padahal belum waktunya untuk diamalkan?

Sesungguhnya setiap orang dituntut untuk senantiasa belajar, meskipun ilmu yang dia pelajari belum waktunya untuk diamalkan. Seperti ilmu tentang haji, padahal dia belum memiliki kemampuan untuk berangkat haji. Karena ilmu itu akan senantiasa memberikan manfaat bagi dirinya atau orang lain. Al-Hafidz al-Aini ketika menjelaskan perkataan Imam Bukhari di atas, beliau menyatakan, “Imam Bukhari mengingatkan hal ini – Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan –, agar tidak didahului oleh pemahaman bahwa ilmu itu tidak manfaat kecuali jika disertai dengan amal. Pemahaman ini dilatar-belakangi sikap meremehkan ilmu dan menganggap mudah dalam mencari ilmu.” (Umadatul Qori Syarh Shahih Bukhari, al-Hafidz al-Aini, as-Syamilah, 2/476)

Apa itu Ilmu?

Yang kami maksud dengan ilmu adalah dalil, baik dari al Qur’an maupun hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syaikhul Islam, Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani mengatakan, “Ilmu adalah kesimpulan yang ada dalilnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Majmu’ Fatawa, Syamilah, jilid 6, hal. 388)

Bagian ini perlu ditegaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Intinya ingin menjelaskan, setiap orang yang beramal dan dia tahu dalilnya maka boleh dikatakan, orang ini telah beramal atas dasar ilmu. Sebaliknya, beramal namun tidak ada landasan dalil belum dikatakan beramal atas dasar ilmu.

Lantas bagaimana dengan orang awam yang tidak faham dalil? Apakah dia diwajibkan mencari dalil? Jawabannya, untuk orang awam, dalil bagi mereka adalah keterangan dan fatwa ulama yang mendasari nasehatnya dengan dalil. Bukan keterangan ulama yang pemikirannya bertolak belakang dengan al-Qur’an dan sunnah. Dalilnya adalah firman Allah, “Bertanyalah kepada ahli ilmu, jika kalian tidak mengetahuinya” (QS. Al-Anbiya: 7)Tingkatan Ilmu

Untuk melengkapi pembahasan, berikutnya kita kupas tentang tingkatan ilmu berdasarkan hukumnya. Sesungguhnya hukum belajar ilmu syar`i itu ada dua tingkatan:

1) fardhu`ain (menjadi kewajiban setiap orang)

Ilmu syar`i yang wajib diketahui dan dipelajari semua orang adalah ilmu syar`i yang menjadi syarat seseorang untuk bisa memahami aqidah pokok dengan benar dan tata cara ibadah yang hendak dikerjakan. Termasuk juga ilmu tentang praktek mu`amalah yang hendak dia lakukan.

2) fardhu kifayah

Tingkatan yang kedua adalah ilmu syar`i yang harus dipelajari oleh sebagian kaum muslimin dengan jumlah tertentu, sehingga memenuhi kebutuhan untuk disebarkan kepada umat. Dalam kondisi ini, jika sudah ada sebagian kaum muslimin dengan jumlah yang dianggap cukup, yang melaksanakannya maka kaum muslimin yang lain tidak diwajibkan.

Catatan: Bagi mereka yang ingin mengkhususkan diri mempelajari ilmu syar`i lebih mendalam, hendaknya dia meniatkan diri untuk melaksanakan tugas fardhu kifayah dalam bentuk mencari ilmu. Agar dia mendapatkan tambahan pahala mengamalkan amalan fardhu kifayah, disamping dia juga mendapatkan ilmu. Allahu a’lam. (lih. Kitab al-Ilmu, Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Mauqi` al-Islam, hal. 14) [Ammi Nur Baits]

Waspadai Tipu Daya Setan

Sahabat, sesungguhnya dengan berakhirnya bulan Ramadhan yang mulia ini, kita harus merasa sangat sedih karena siapa tahu kita tidak akan berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang. Padahal peluang kita untuk bisa mulia dengan menggunakan sarana bulan ini luar biasa besarnya. Satu hal lagi yang perlu diwaspadai yaitu setan terkutuk, dilepas kembali. Ketika adzan Maghrib berkumandang menjelang malam takbiran, itulah saatnya belenggu setan dibuka.

Setan kembali lagi bebas dan pasti tidak ada lagi pekerjaannya selain untuk menyesatkan anak cucu Adam. Betapa tidak! Setan tidak terlihat wujudnya tetapi hasilnya jelas nyata. Akibatnya siapa saja yang tergoda dan dirasuki bisikannya, pasti akan sengsara di dunia maupun di akhirat. Setan pun tidak punya pekerjaan lain selain menipu dan menjerumuskan manusia. Sedangkan kita begitu tersibuki oleh berbagai kegiatan duniawi. Sementara itu sang setan ternyata banyak sekali temannya sehingga dengan mudah dapat mengganggu kita sedangkan kita seorang diri melawannya. Karenanya jangan heran kalau banyak manusia di dunia ini menjadi korban tipu muslihat setan. Bisa jadi termasuk kita sendiri. Naudzubillaah!
Oleh karena itu, berikut ini kita akan ungkapkan beberapa tipuan setan yang mungkin akan segera menyergap kita. Satu hal yang harus kita ketahui bahwa kendaraan setan yang telah tersedia pada setiap diri anak Adam adalah nafsu.


Jadi, setan tidak akan mengakali kita kecuali lewat hawa nafsu. Sedangkan nafsu mempunyai tiga macam tabiat, yakni :

Pertama, hawa nafsu itu senang akan penghargaan, pujian, kemuliaan, kehormatan, dan harga diri. Setan senantiasa akan memperdaya diri kita melalui harga diri dan kehormatan. Demi mempertahankan kehormatan dan harga diri biasanya kita akan dibisiki setan untuk selalu berpenampilan hebat dengan pakainan mahal-mahal, kendaraan mewah dan sebagainya. Pendek kata, dari hari ke hari kita akan disibukkan oleh tipuan setan tersebut sehingga tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan uang berapapun hanya karena ingin dihargai manusia tanpa peduli bagaimanan pertimbangan hisabnya di akhirat kelak.

Bukan tidak boleh kita menjaga penampilan, karena tampil dan serasi itu bagus. Bahkan Syeikh Abdul Qadir, seorang tokoh tasawuf dan ulama salaf, kalau bepergian selalu menjaga kebersihan dan penampilan. Akan tetapi, ia benar-benar memperhitungkan timbangan hisabnya.

Berbeda halnya dengan orang yang sudah terkelabui setan. Ia tak akan pernah peduli dengan pertimbangan hisab di akhirat. Shidqah sedikit, atau bahkan tidak pernah, tetapi kalau belanja ke supermarket habis-habisan. Pergi ke tempat ibadah jarang-jarang, tetapi bertamasya ke tempat-tempat yang jauh dan menghabiskan biaya besar seolah telah menjadi kegiatan rutin.

Demi menjaga harga diri dan gengsi biasanya kita sering over acting. Jika marah tampak lebih emosional agar mereka tahu bahwa kita adalah orang yang berkuasa dan mempunyai kedudukan. Bahkan tidak jarang dengan mudahnya meremehkan dan merendahkan orang lain hanya untuk menunjukkan bahwa kita bukan remeh dan tidak rendah. Semua itu adalah tipuan setan belaka!

Oleh karena itu, supaya kita tidak terjerumus menjadi orang yang sombong dan takabur, kuncinya adalah tawadhu karena sesungguhnyalah kemuliaan itu datang dari kerendahan hati. Bukankah kita sendiri merasa muak melihat orang yang sombong, penuh keangkuhan, dan gemar menyebut-nyebut kehebatan dirinya?

Kedua, setan selalu membisiki kita agar mengumbar nikmat. Semua indera kita ini memang sangat senang akan aneka nikmat, seperti nikmat syahwat, makanan, keindahan, perkataan, dan lain-lain.

Nikmat makanan membuat kita semakin banyak berkeinginan untuk memakan makanan yang enak-enak, tidak peduli halal atau haram. Oleh karenanya, disunnahkan melaksanakan shaum selama enam hari mulai hari kedua setelah Idul Fitri, yang pahalanya sama dengan shaum setahun.

Nikmat pendengaran membuat kita cenderung untuk senang mendengarkan musik. Karenanya, kita harus mengimbanginya dengan sering-sering mendengarkan pengajian dan ceramah.

Bagi yang suka berpacaran, biasanya cenderung hanya unyuk mencari kenikmatan dan kepuasan syahwat belaka. Mata ini memang suka kepada sesuatu yang cantik dan indah, sehingga banyak membuat kita berkeinginan untuk melihat wanita baik langsung maupun yang terpampang di majalah-majalah dan iklan-iklan di televisi. Karenanya, nafsu syahwat ini harus mampu kita tahan karena mengumbar kenikmatan itu ibarat meminum air laut, semakin banyak diminum, semakin haus kita dibuatnya.

Sementara itu, nikmat mulut membuat kita cenderung ingin selalu berbicara banyak-banyak. Bila sudah berbicara, sungguh terasa nikmat, sehingga tak ingin berhenti. Oleh karena itu, kita harus mampu menahan dan mengimbanginya dengan bayak-banyak bertadarus Al Qur’an.

Sahabat, ketahuilah bahwa semua yang cenderung nikmat itu akan selalu terus menerus dikejar setan, sehingga dapat melenakan kita. Kuncinya adalah berusaha menahan diri jangan sampai setiap keinginan kita dilanjutkan. Hendaknya setiap kita akan melaksanakan sesuatu itu bertanya dulu. Apakah makanan ini halal, haram, atau syubhat? Kalau boleh dimakan, makanlah jangan sampai berlebihan. Semua ini tiada lain untuk melatih diri kita agar tidak sampai diperbudak oleh hawa nafsu yang sudah dikendalikan setan.

Ketiga, hawa nafsu paling malas kepada taat. Setan pasti akan selalu memperdaya agar malas kepada taat. Shalat malas, pergi ke masjid malas, apalagi tahajud, sangat enggan untuk bangun tidur. Baca Qur’an malas. Kalau pun kita bershidqah, pasti akan dibisiki setan agar menjadi riya.

Memang, kita akan sangat mudah diperdaya setan melalui sarana sifat malas ini. Karena hanya sifat ini yang sangat mudah dimainkan sang setan. Saat muncul rasa malas untuk beribadah, biasanya otak pun ikut berputar segera mencarikan dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional, sehingga yang nampak nantinya bahwa enggan mengerjakan sesuatu ibadah itu karena memang jelas alasannya, bukan lantaran malas. Ah, betapa setan pintar sekali mengelabui kita.

Nah, untuk memblokade bisikan setan tersebut, usahakanlah kita selalu segera berbuat hal sebaliknya dari yang diingini si malas. Bila kita mendengar adzan berkumandang, maka usahakanlah sekuat tenaga menunda atau menghentikan pekerjaan yang sedang digarap, untuk kemudian lekas-lekas pergi ke masjid. Bahkan akan lebih baik lagi jika kita selalui mengetahui jadwal waktu shalat, lalu menetapkan 15 menit sebelum tiba waktu shalat, kita sudah menghentikan segala bentuk pekerjaan untuk bersiap-siap pergi ke masjid.

Demikian juga kalau malam tiba, tetap mengusahakan sepertiga akhir malam untuk mendirikan shalat tahajud karena dengan tahajud hidup kita akan terpelihara dalam kemuliaan. Setiap pagi usahakan menyediakan uang receh untuk diinfaqkan karena dengan infaq kita akan tertolak dari bencana dan mati dalam keadaan suul khatimah. Usahakan pula kita selalu membawa Qur’an kecil untuk dibaca sewaktu-waktu di sela-sela pekerjaan kita. Bila kita istiqamah membacanya walaupun hanya beberapa ayat saja, Insya Allah akan menjadi karomah bagi kita. Semua ini merupakan ikhtiar kita dalam menghadang gempuran-gempuran setan yang memang tak kenal lelah.

Ingatlah bahwa setan hanya mampu mempengaruhi kita dengan bisikan. Tak ada setan yang menerkam kita. Hati ini menjadi rusak karena kita kalah dan tak berdaya menghadapi bisikannya yang memang tidak terasa dan tanpa kita sadari. Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu berarti bisikkan setan tengah merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan segenap kemampuan dengan cara melakukan ibadah yang dimalaskan tersebut. Sekali lagi, bangun dan lawan!

Latihlah diri kita agar jangan sampai diperbudak oleh segala bentuk kenikmatan. Latihlah diri kita agar selalu dalam keadaan taat kepada Allah. Dan jangan lupa, berlindunglah selalu kepada-Nya dari segala godaan setan yang terkutuk, niscaya kita akan diberi kekuatan untuk terhindar dari segala tipuan setan. Insya Allah!***

KH. Abdullah Gymnastiar, Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung