Rabu, 09 April 2014

Allah dan Impian Manusia

Mimpi, apakah mimpi itu suatu kebutuhan? kewajiban? atau keharusan? 

"Mimpi menjadikan kita bukan hanya seonggok daging yang punya nama, hanya mimpi dan cita-cita yang membuat manusia istimewa di mata Sang Pencipta dan yang bisa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya." 

Mungkin kita sering melihat, membaca, atau memperhatikan kata-kata di atas. Kekuatan mimpi dan keyakinan merupakan salah satu cara kita untuk beriman kepada Allah SWT, karena dengan mimpi berarti kita telah percaya terhadap takdir Allah di masa mendatang. Dengan bermimpi berarti kita berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik di masa mendatang karena ketika kita hanya pasrah dan mengikuti kehidupan ini seperti "aliran air yang mengalir" tidak ada bedanya kita dengan makhluk Allah yang lainnya, karena itu mimpi merupakan salah satu pembeda manusia dengan makhluk Allah lainnya karena manusia punya akal pikiran dan keinginan. Mimpi menjadikan manusia tidak hanya seonggok daging yang punya nama. Walaupun Allah telah menetapkan takdir untuk manusia di masa mendatang, tapi kita bisa merubahnya dengan usaha dan kerja keras, di situlah beberapa urgentisitas kenapa kita harus memiliki mimpi.
 
 
Untuk menggapai cita-cita, tujuan, atau harapan dalam hidupnya manusia senantiasa berusaha (ikhtiar) dan menyusun beberapa rencana, target, dan langkah-langkah yang dilakukan. Ketika kita sudah mempunyai rencana apa yang akan dilakukan ke depan berarti kita telah berusaha untuk memantaskan diri terhadap impian kita yang besar itu. Karena gaya atau pergerakan akan terjadi jika terdapat usaha yang dilakukan sama seperti Hukum Fisika yang menyatakan bahwa W=F.s berarti usaha berbanding lurus dengan gaya ketika kita menginginkan gaya atau perubahan yang besar maka usaha yang kita lakukan harus besar juga. Allah akan melihat usaha dari hambanya, setelah kita memaksimalkan ikhtiar hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah doa, karena kekuatan doa amatlah besar. Ketika kita punya keyakinan dan usaha percayalah bahwa Allah akan memberi balsan terhadap apa yang sudah dilakukan.   


Mimpi merupakan salah satu sarana untuk kita dapat meningkatkan keimanan, mungkin itulah yang harus menjadi acuan kita agar dapat bahagia di dunia dan akhirat karena sesungguhnya ketika kita mengejar akhirat maka dunia juga akan kita dapatkan. Mari kita berlomba-lomba dalam mencari kebaikan, agar kita tidak menjadi orang yang merugi kelak. Ketika usaha dan berdoa dalam menggapai mimpi sudah dilakukan maka kita hanya tinggal berserah diri karena kita hanya dapat merencanakan dan Allah lah yang menentukan karena rencana Allah SWT lebih hebat dari apa yang kita pikirkan. 

Rencana Allah SWT lebih hebat

Apa yang diharapkan oleh seorang hamba boleh jadi hal itu sesuatu yang buruk baginya. Sebaliknya, apa yang tidak diharapkan boleh jadi itulah yang terbaik untuk kita.
Perhatikanlah firman Allah SWT yang mulia ini.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. (Mengapa?) Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Albaqarah: 216).

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa, rencana Allah SWT terhadap diri kita lebih hebat dari rencana yang kita buat. Oleh sebab itu, logis jika kita dilarang berhenti berharap karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan apapun.

Ada di antara kita, bahkan boleh jadi kita pernah melakukannya. Mengeluh dan dengan tega  mengatakan: “Saya tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa lagi dalam hidup ini”.

Padahal, bumi masih gratis untuk kita pijak. Langit tidak dibayar memayungi kita. Oksigen masih tersedia untuk nafas kita. Angin masih kita rasakan hembusannya. Waktu masih tersisa untuk berkarya. Raga masih ada bukti kita nyata. Lalu, pantaskah kita mendustakan nikmat Allah SWT tanpa ada alasan? Allah SWT berulang kali mempertanyakan persoalan ini agar kita senantiasa bersyukur dan berpikir (perhatikan QS. Ar Rahman).


Maka dari itu semua kita dapat mengetahui dan meyakini bahwa ketika kita hidup tanpa IMPIAN kita hanya lah orang tersesat yang tidak memiliki tujuan dan ketika sampai pada suatu titik kita tidak dapat memaknai apa yang telah dilakukan dan untuk apa kita berada di dunia tanpa ada tujuan dan tanpa Allah manusia dan impiannya bukanlah apa-apa.


Bermimpilah karena dengan proses pencapaian itu kita dapat belajar banyak hal tentang kebesaran Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar