Sabtu, 06 April 2013

KIRAM : Antum Muslim !? Bersyukurlah...


Bismillahirrahmanirrahim

Rabu 3 April 2013 di Ruang GM 101 Teknik Geomatika ITS, Kajian Islam Rame-Rame (KIRAM) mengundang Ust. Mustain (Ketua TPKI FTK ITS) untuk menjadi pemateri. Disela-sela kesibukannya beliau yang padat sebagai dosen dan juga ketua TPKI, beliau masih menyempatkan waktunya di sore hari untuk memberikan dakwahnya dengan penuh semangat dan asyik. Bahkan terkadang materi yang diberikan, beliau selingi dengan polesan guyonan yang dapat membuat peserta KIRAM kala itu tersenyum bahkan tertawa. Namun ada kalanya pula beliau meminta peserta untuk ikut merenungi fenomena-fenomena yang ada pada kehidupan kita sehari-hari. Berikut sedikit catatan yang beliau sampaikan.

Dari tujuh milliar jumlah penduduk yang ada di muka bumi ini, hanya satu milliar mereka yang beragama islam. Kita sebagai orang yang berada di dalam posisi satu milliar tersebut, seharusnya mensyukurinya. Karena kita termasuk orang-orang beruntung yang telah dipilih oleh Allah SWT untuk berada di jalannya. Ada beberapa cara bersyukur yang disampaikan. Yang pertama adalah ucapkanlah bacaan hamdalah "Alhamdulillahirabbilalamin" baik ketika kita mendapatkan rizki dari Allah SWT maupun mendapatkan cobaan-Nya. Karena pada dasarnya rizki dan cobaan merupakan  bentuk nikmat yang Allah SWT berikan kepada hambanya. Ungkapan rasa syukur juga perlu dilakukan saat sebelum  menikmati nikmat yang telah diberikan, tidak hanya saat setelah menikmatinya. Sehingga nantinya perilaku atau perbuatan kita merupakan cerminan dari ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Yang kedua adalah membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Dengan membaca shalawat kita berarti mengungkapkan rasa cinta kita kepada nabi Muhammad SAW. Beliau yang telah menyampaikan islam mulai dari zaman jahiliah dengan penuh cercaan, makian, dan seluruh halang rintangan yang beliau hadapi hingga islam mendapatkan kejayaannya ketika itu. Menjadikan kita saat ini memeluk agama yang haq ini. Ucapkanlah shalawat untuk mendoakannya, meskipun beliau sudah dijanjikan posisinya dalam surga nanti. Harapannya juga akhlak mulia yang beliau miliki, bisa tertular kepada kita semua.

Yang ketiga adalah tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT. Jauhilah larangan-Nya dan taatilah perintah-Nya. Ada beberapa cara dalam meningkatkan takwa dalam diri kita.

1.Hadirilah majlis-majlis talim yang dirahmati Allah SWT. Ikutilah kegiatan-kegiatan yang membahas mengenai agama, Alquran dan hadist. Jangan sampai terlepas dari yang namanya majlis talim.

2.Tanamkanlah sikap "alhub, rodja, dan khauf" pada diri kita. Alhub berarti senang atau cinta, maksudnya senang untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Kemudian rodja berarti berharap, maksudnya disamping kita beribadah berharaplah kita akan mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Dan Khauf berarti takut, maksudnya adalah hadirkanlah rasa takut kita kepada Allah SWT saat kita beraktivitas, agar tidak keluar dari larangan dan perintah-Nya.

3.Lakukan seluruh ibadah-ibadah yang ada, mulai dari yang wajib, fardhu ain, fardhu kifayah, sunnah dsb. Semuanya itu akan menambahkan rasa ketakwaan kita kepada Allah SWT. Apalagi masa muda, dimana seseorang memiliki energy yang lebih dibanding masa lainnya.
 
Yang keempat adalah perkuat keimanan kita kepada Allah. Point yang satu ini adalah point yang sangat penting bagi kita. Tirulah keimanan yang dimiliki oleh Bilal bin Rabah sahabat Nabi Muhammad SAW yang kuat dan tidak tergoyahkan keimanannya ketika dipaksa dan disikasa untuk keluar dari keimanannya. Apabila kita sudah beriman kepada Allah SWT maka wajib bagi kita untuk mentaati aturannya. Ada sebuah quote dari Ust.Mustain, "Untuk apa kita mendapatkan sesuatu tetapi keimanan kita hilang ?" Berimanlah selalu kepada Allah karena kehidupan di dunia itu hanya sementara dan yang kekal adalah akhirat nanti. "Pilih mana ? yang nikmatnya terbatas atau yang unlimited ? yang sebentar atau yang lama ? tentu kita akan memilih yang unlimited dan yang lama, maka dari itu berimanlah selalu kepada Allah SWT" tambah Ust.Mustain.
 
Di bagian penutup dari KIRAM hari itu dijelaskan oleh Ust.Mustain untuk kita sebagai mahasiswa dan pemuda Indonesia, untuk senantiasa memperbaiki akidah kita, akidah seluruh masyarakat Indonesia. Tirulah akhlak mulia Nabi Muhammad SAW, karena beliau merupakan seorang yang diturunkan untuk memperbaiki akhlak umatnya. Untuk Indonesia yang saat ini mulai mengikuti peradaban kebarat-baratan, ubahlah menjadi peradaban yang baik yang membawa umat ke dalam keselamatan yang kekal dan unlimited itu. Mulai dari masing-masing individu memperbaiki sikapnya yang kemudian dari sikap yang baik berubah menjadi habit yang baik pula, kemudian menjadi tradisi yang baik pula, lalu menjadi budaya yang baik pula dan dari budaya akan menjadi sebuah peradaban yang sesuai dari perilaku masyarakat Indonesia itu sendiri. Peradaban yang akan membawa masyarakatnya selamat baik di dunia maupun di akhirat nantinya. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar